1. Janda Miskin di Deli Serdang Tinggal di Rumah Reyot, Pemerintah Desa Janji Perbaikan”
Ruang Riau janda Miskin berusia 52 tahun, Sulisnawati, tinggal bersama anaknya yang masih 14 tahun, Halif Nugraha, di rumah yang atapnya hampir ambruk di Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa. Meski viral di media sosial, Sulisnawati terbukti tinggal dengan kondisi memprihatinkan: pintu seng berkarat, atap bocor, dan dinding campuran bata tanpa plester.
Pemerintah Desa lantas turun tangan. “Tadi pagi sudah datang, dan siang ini akan tebang pohon bambu dulu,” ujar Sulisnawati. Bantuan meliputi perbaikan rumah serta pemangkasan pohon penyebab kerusakan — demi meningkatkan kualitas hidup keluarga ini.
2.janda Miskin Tetap Bersyukur di Tengah Derita: Kisah Sulisnawati dan Halif, Janda di Tanjung Morawa”
Berdiam dalam ruang rumah seluas 6×7 meter, Sulisnawati dan anaknya hanya punya satu lapak sempit untuk tidur dan shalat. Meski rumahnya dulu milik mendiang suami, saat ini ia menggunakan izin tinggal dari pemilik rumah yang baik hati, meskipun kondisinya memprihatinkan.
“Alhamdulillah, dulu suami saya sakit dan meninggal di sini. Si pemilik rumah orang baik, pernah kirim sedikit untuk bantu kehidupan,” cerita Sulisnawati sambil tersenyum. Walau hidup pas-pasan—mengandalkan pekerjaan memasak acara hajatan—ia bersyukur masih bisa berdoa dan berpengajian serta mendapatkan BLT dan bantuan desa.

Baca Juga: Ingin Suka Matematika? Ini Cara Jeremo Polin Jatuh Cinta Pada Matematika Anggap Seperti Bermain Game
3. Artikel Sosial & Peringatan:
“Rumah Reyot di Pinggir Jalinsum, Tantangan Perumahan Tidak Layak di Deli Serdang”
Kisah Sulisnawati keluar dari kerumunan gudang pipet di Tanjung Morawa B, tepat di pinggir Jalan Lintas Sumatera. Aktivitas penduduk desa jarang mencuri perhatian hingga hidup janda miskin ini terekam media sosial.
Kondisi rumahnya mencerminkan tantangan kemiskinan bandar—rumah reyot, atap bocor, banjir, dan semak bambu merusak struktur. Kejadian ular malam yang masuk kandang bambu menambah tekanan lingkungan hidup mereka.
Meski bantuan segera digulirkan oleh pemerintah desa, hal ini menyuarakan pentingnya program perbaikan rumah layak huni oleh pemerintah kabupaten, agar kasus berulang sedih ini tidak terjadi lagi.
4. Artikel Motivasi & Inspirasi:
“Di Tengah Kondisi Memprihatinkan, Sulisnawati Justru Tampil Tegar dan Tersenyum Syukur”
Di balik atap yang nyaris ambles dan dinding kosong tanpa plester, Sulisnawati menyimpan semangat luar biasa. Dengan usianya yang 52, ia masih terus memasak sambil menunggu panggilan hajatan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama putranya, Halif.
“Sore-sore anak saya merantau, tinggal kami berdua. Syukur masih dikasih kesehatan dan hati tenang,” ucapnya lirih. Ia juga aktif mengikuti pengajian dan bahkan berkali-kali diterima ke rumah dinas camat setempat.
Kisahnya menunjukkan bahwa saat bantuan datang, mereka mampu menyambut dengan harapan dan rasa syukur yang tulus — bentuk ketegaran merdeka secara mental, di tengah keterbatasan fisik.
